Friday, 15 August 2014

PPL (A Flash True Story)

(Annyeooong^^ I get back here since ages ago the last time I posted. Ahahaha.. )
Bahagianya seorang guru PPL itu sederhana. Seperti ketika mendengar seorang murid yang bilang,
Miss, pokoknya Miss harus dateng nonton  drama kita, Miss.”
Padahal, aku hanya masuk satu kali ke kelas itu dulu. Itu pun bukan karena tugasku mengajar mereka, melainkan hanya menggantikan guru mereka yang dulu berhalangan hadir.
“Kapan?” tanyaku sambil tersenyum yang kubuat seramah mungkin.
“Biasa, Miss. Hari Rabu.”
Mereka mengatakan ‘biasa’ seolah aku adalah pengajar tetap mereka yang selalu ingat dengan jadwal kelas mereka.
Aku pun terdiam sesaat. Mimik wajahku memang tidak pandai berbohong.
Hari Rabu adalah hari istirahatku dari sekolah.
Aku segera melengkungkan bibirku, memaksakan senyum dusta.
“Oh, iya.. Kalian giliran tampil ke berapa?”
“Ke dua, Miss!”
Nada antusias dari jawaban yang meluncur dari bibir mereka mendarat di telingaku. Rasanya, aku semakin terbebani untuk harus datang melihat drama mereka.
Miss, dateng ya Miss. Ga mau tahu!” ujar mereka pura-pura merajuk.
Ah, kenapa mereka begitu antusias. Sejujurnya, aku bisa saja datang ke kelas mereka, melihat mereka, menyemangati mereka. Namun, alasannya.. bukan.. bukan karena hari Rabu adalah jadwal istirahatku. Karena, pasti akan menyenangkan bisa menonton mereka menampilkan yang terbaik. Melihat mereka mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris mereka sendiri.
Tapi.. tapi.. ah sudahlah 



No comments:

Post a Comment