Wednesday, 29 February 2012

#4 Debs' Poem: Ridiculous Poem


Observing our paths is breaking
Now, you've just been leaving
Passing by my surrounding
Darling,
Being unable to see you is killing
Cause without you I'm nothing

Belajar Bahasa Jerman

Hari Minggu lalu, aku sudah belajar bahasa Jerman. Karena aku baru sampai di level bahasa Jerman paling dasar -A1- jadinya, masih banyak kosa kata yang belum bisa aku cerna dengan mudah. Artinya pun masih melayang tanpa orbit di otakku. Dan sekarang aku akan menuliskan kata-kata yang -bagiku- sulit dipahami waktu hari Minggu tersebut:

(notes: semoga aku tidak salah menuliskan ejaannya!)

* eindrucksvoll = mengesankan
* furchtbar = mengerikan
* stauneneswert = menakjubkan
* abscheulich = menakutkan
* seltsam = aneh, ganjil
* praechtig = mulia
* angsterregend = menakutkan
* umsonst = gratis
* schrecklich = mengejutkan
* unheilvoll = unlucky
* riesig = luar biasa 
* schwermuetig = murung
* ernst = sungguh-sungguh

Haha, banyak sekali kan kata-kata yang sulit aku pahami? Padahal ini baru memasuki palajaran 1. Payahnya aku! Ah, tapi.. berapa banyakpun kata yang harus aku pelajari, aku akan pelajari! Demi cita-cita! :D AKU AKAN SELALU SEMANGAT!



Liebe Gruesse aus Bandung :)

thanks to ..
- Allah Swt. 
- Guru-guru bahasa Jerman di SMAN 6 Tasikmalaya
- Miroslav Klose
- Er



Thursday, 23 February 2012

#3 Debs' poem: Marah Saja

Marahlah
Keluarkanlah
semua marah
Ketika kau sendiri
hingga tak ada orang yang kau sakiti

Marahlah
Teriaklah
Menangislah
Saat tak ada orang di sekelilingmu
Biar Tuhan saja yang dengar kesalmu
Tanpa ada satu jiwapun yang terluka karenamu

THE NINTH ENCOUNTER, THE LAST STORY, THE END*


#5 ENCOUNTER
Ok, di encounter yang kelima ini, durasi ceritanya tidak selama ‘pertemuan’ sebelumnya. Benar-benar cepat. Namun, sekali melihatnya cukuplah untuk persediaan selama beberapa hari. (Loh, jadi ini cerita apa? Punuk unta?). Bahkan aku hampir lupa bagaimana keadaanku saat melihatnya saat pertemuan ini terjadi. Intinya, dari sudut tangga (entah aku akan naik atau turun), aku memaksa mataku untuk melihat ke arah jurusan Bahasa Jerman. Dia berdiri di depan counter jurusannya, membuka lembaran-lembaran dalam sebuah map. Mungkin dia sedang melihat nilai, atau .. entahlah.. Itu tidak penting. Yang penting aku melihatnya hari itu. 

Wednesday, 22 February 2012

Ich habe mein Bestes Getan!!

Hari ini aku sudah melewati satu peristiwa yang menegangkan. Bukan tentang hantu, bukan.
Presentasi..
Presentasi merupakan hal yang sulit bagi orang seperti aku yang tidak suka public-speaking. Hal tersebut akan lebih mengerikan jika kita mengetahui ada seseorang di samping kita yang menilai presentasi kita. Ya.. itulah ketakutanku tadi pagi. Tepatnya pada pukul 08.50 sampai 10.30. Dan benar saja, gara-gara ketakutan yang tidak beraturan itu, kelompokku mendapat komentar yang lumayan banyak dari dosen. I was not really satisfied actually. Dampaknya, ada sedikit trauma aneh yang muncul begitu selesai presentasi. Tapi, apa boleh buat kan? Das ist vorbei.. Ich habe mein Bestes getan!

New EWC Family!

Akhirnya.. EWC tahun ini sudah melahirkan staff-staff baru yang gak kalah kece dari EWC tahun lalu. Dengan pertimbangan ini itu, aku memilih orang-orang di bawah ini menjadi rekan kerja saya selama setahun kedepan.

1. Aulia Arifaturrochmah (Aul)
2. Dian Budiarti
3. Dimas Fadhillah
4. Dina Septryana Putri (Dundun)
5. Fadila Istiqa Septiani
6. Logika Anbiya
7. Muhammad Haidar
8. Noviyanti (Si emak, yang ternyata masih mau bertahan)


Sebenarnya, aku agak sedih mengingat kepergian Risty menjadi anggota BPM :( Namun, aku yakin bersama delapan orang hebat ini, EWC tahun ini bisa jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga.. :)

Saturday, 11 February 2012

EWC and Interview

Hari ini merupakan hari yang berat. Berangkat dari jam tujuh pagi dan pulang jang 6 sore. Mewawancarai 14 orang itu bukan persoalan sepele. Apalagi, di akhir-akhirnya aku harus memutuskan siapa diantara 14 interviewees itu yang cocok untuk bekerja di EWC (English Writing Community). That was hard. Semoga orang-orang yang sudah aku pilih tadi sore bisa menjadi orang yang sangat berguna bagi kemajuan EWC 2012 ini. Hemh.. aku tidak bisa membayangkan apa jadinya EWC jika aku tidak bisa memimpin dengan baik. Tapi, semoga dengan bantuan staff lama EWC, Novi, Dina, dan Aul, EWC yang sekarang bisa jeuh lebih baik lagi. Semoga aku juga bisa merangkul semua staff. Aku benar-benar gugup. Dan ada terselip rasa takut sebenarnya. Tapi, sudahlah.. yang harus kulakukan adalah berusaha, bukan? Masalah hasil, biarlah Allah yang mengatur. That's my 'short' journey today. I need to go bed. Goodbye everyone :)


LG Aus Bandung,
Debs. 

Friday, 10 February 2012

THE NINTH ENCOUNTER, THE LAST STORY, THE END*


#3 ENCOUNTER

Ingatan yang tersisa di kepalaku saat membaca 3# ENCOUNTER hanya lantai 3, sore hari, dan jaket hitam.

#4 ENCOUNTER

Ting. Lantai empat.

Aku melangkahkan kakiku keluar dari lift.
Di depan mataku banyak mahasiswa yang menenteng buku berwarna hijau tua. Aku menemukan seorang mahasiswi memeluk buku itu dan terlihat jelas judulnya, Studio-D. Ah! Mahasiswa Bahasa Jerman ternyata. Terasa ada kebahagiaan dalam diriku. Aku dengan iseng menoleh kesana kemari untuk mencarinya. Tapi, apakah mungkin? Aku menoleh ke belakang ke gerombolan laki-laki yang masing-masing memegang buku itu. Kuperhatikan wajah mereka satu-satu secara sekilas. Tidak ada dia. Ah, sudahlah.. Jangan berkhayal lagi, Biscuit! pikirku. Aku pun memutar balik kepalaku.

O-ow..

Dia.

Ada.

Di.

Depanku.

Aku berdiri di sini entah untuk berapa lama. Rasanya aku tidak mau pergi saat ini.

Namun, aku terdorong oleh waktu yang terus mengomeli aku bahwa aku harus segera masuk ke kelas Morphosyntax. Aku hanya sempat "mengabadikan" beberapa snapshots.. Wajahnya, gaya rambutnya dan kemeja batiknya. Saved already!

Soundtrack : The Parachute – The Mess I Made