Thursday, 31 May 2012

Lalu Lebah-lebah Kecil Pun Pulang



nametag panitia AECS 2012
H-I-S-T-O-R-Y

“Debs, kenapa coba nama lombanya spelling ‘bee’?” tanya Diana siang itu.
“Oh iya yah.. kenapa ga spelling cat?”
“Iya, soalnya sebelum ngeja anak-anaknya mikir terus bergumam kaya ‘emmmmm’..”
“Ohoho. Gitu? Ih aku baru tahu loh!”
“Terus, tahu ga kenapa Kamu yang jadi koor spellbee?”
“Nah itu aku ga tahu..”
“Soalnya kan nama kamu de-BI sama spelling-BEE. Cocok kan? Haha?”
“Ya ampun, payah banget alesannya..”
Haha, nama aku kan artinya emang lebah.. gumamku dalam hati.

J-O-U-R-N-E-Y

Dua hari lalu adalah dua hari yang menegangkan bagiku. Panik berceceran di semua penjuru otakku. Tidur hanya tiga jam, berangkat subuh, sarapan lewat, pulang isya, begadang.. what an unforgettable moment


Spelling Bee day 1 (29 Mei 2012)


Biarkan aku mengejanya: K-A-C-A-U. Iya, kacau kacau kacau.. Pusing, panik, kaget,lupa, takut, marah, kesal, ribut, semuanya bersekongkol untuk menghancurkan hariku. Semua masalah muncul pada hari pertama ini. Aku tidak ingin membahasnya lagi. Sudah saja, biarkan semuanya berlalu, supaya aku bisa melupakannya. Yahh aller Anfang ist schwer, nicht oder? Tak peduli dengan perbaikan tahun depan. Orang lain pun sudah bisa melihat bagaimana hancurnya hariku kala itu. Jadi, tak usah aku menjelaskannya lagi.


Spelling Bee day 2 (30 Mei 2012)


Ingin aku mengejakannya untukmu? Baiklah.. L-A-N-C-A-R. Lancar sekali. Aku sangat bersyukur untuk itu. Terimakasih ya Allah :) semuanya berjalan secara terkendali. Semua masalah yang terjadi di hari pertama  aku jadikan cermin untuk hari kedua sehingga semuanya berjalan dengan baik. Perasaan lega pun menjalar ke seluruh tubuhku. Senang rasanya semuanya sudah berakhir dengan baik seperti ini.

T-H-A-N-K-S

Semua yang telah terjadi dua hari lalu dilakukan bukan tanpa usaha. Kerja keras semua orang sangat berarti bagi lancarnya lomba Spelling Bee.
Yang pertama aku bersyukur kepada Allah Swt. Tanpa bantuan-Nya, aku tidak mungkin masih hidup di tengah kekacauan itu. Selanjutnya terimakasih untuk Ibu yang mendoakan aku. Terimaksih juga untuk para SC, Kang Harry dan teh Firda yang dengan baik hati membantuku memahami all about. Terimakasih untuk keempat stafku yang super-duper keren, Retta, Dina, Dian, dan Dila. Maaf aku banyak menyuruh kalian, maaf kalau sikapku menyebalkan, maaf aku membangunkan beberapa di antara kalian saat tengah malam, maaf kalau aku menunjukkan ketakutanku di depan kalian, maaf kalau aku sempat marah, maaf yaaaa.. I’m not a good leader.. but I’d been trying.. Lalu terimakasih untuk Balqis yang sudah bersedia menjadi MC voluntarily. Terimakasih untuk semua juri, teh Indi, Teh Rika, Teh Nida, dan Kang Riza. Terimakasih untuk Maria, Imas, dan Upa yang sudah meminjamkan headset untuk Spelling Bee dan berbagi keresahan di lantai 5. Terimakasih untuk para panitia, Priscil dan Hatfina (Penjurian), El dan Mella (Hadsouv), Tika dan Nurhasanah (Penjurian), Yurfa, Wildan, dan Robi (Peralatan), Kinan (Dokumentasi), Meli, Vera, dan Stefani (Acara), Muas (Keamanan), terimakasih untuk semuanya yang tidak sempat aku sebutkan terimakasih semuanya..

Auf wiedersehen Spelling Bee..

Saturday, 19 May 2012

Jelang Final Liga Champion Eropa 2012 : Bayern Munchen v Chelsea


Aku berani bertaruh, walaupun perbedaannya dikit, tapi lebih banyak orang yang yakin bahwa Chelsea akan menjadi juaranya. Karena Chelsea itu blah blah blah.. sementara Munchen blah blah blah.. Terserahlah orang mau bilang apa, bagaimanapun juga kita berada di negara demokratis (ceritanya). Walaupun Babeh-ku fans berat Chelsea, aku tetap dukung Bayern!! :))

Mau menang, mau kalah, mau dicaci maki, mau diwejek-wejek gimana rupa pun. TERSERAH. Toh, semua hal itu gak akan mampu bikin aku berhenti jadi pendukungnya Munchen. Ahahaha, kok aku setia banget, yak? Si babeh aja, di liga Inggrisnya udah ampir pindah ke Manchester Siti Maemunah. Kok aku bisa-bisanya masih mau dukung klub-klub kayak Arsenal, Lazio sama Munchen ya? Yang notabene udah lama gak dapet gelar juara (Ya.. kecuali Munchen sih). Hahaha.. entahlah, rasanya gak tega aja kalo "ninggalin mereka". Hehehe

Udah ah, yang pasti, walaupun Munchen baru aja kalah 5-2 dari Borussia Dortmund di final DFB-Pokal. Keine Sorgen! Masa para pemain sekelas Bayern bermental tempe. Insya Allah mereka udah melakukan pemulihan 'mental' yaaaa :)) Optimis! Optimis! *cium pemain Munchen satu-satu* ('o')9

Lalu aku nyanyi Stern des Suedens..

Thursday, 10 May 2012

---

Gatau gatau gatau :(( I think this is too much for me, myself :(( God, please please please help me :( I don't know what I have to do :( I'm too afraid.. I'm gonna be insane :( I want to cry out.. taking a breath is so hard for me now. It's like I'm losing the oxygen. It's like my head's going to explode. It's like I'll kill many people's heart then mine. It's like I'm alone. It's like.. I want to hit my head into the wall repeatedly until it's bleeding. Until this mess out of my brain. I don't know whose ears will listen to my madness. Have I been crazy or something???? One thing press me up, then the other one comes, the other one comes, the other one comes, and soooooo on. Anyone help me? Anyone understand me? Anyone? ANYONEEE??? Could anyone kill me now, please? Or, if anyone cannot do that, would you please give me the most spiritful spirit?

Monday, 7 May 2012

The Power of Writing


7 Mei 2012

Tahu novel Tintenherz? Atau film Inkheart? Ketika semua yang ditulis menjadi hidup bahkan si penulisnya pun tenggelam dalam alur cerita tulisannya sendiri. Dulu aku berpikir karya novelis berkebangsaan Jerman –Cornelia Funke–  itu sangat imajinatif.


Banyak orang di twitter dan facebook yang ngetwit dan memasang status yang mencibir orang-orang yang berdoa lewat jejaring sosial tersebut. Ada yang menulis: “Emang Tuhan punya Facebook?”. Entahlah, aku tidak memihak yang mana-mana. Di satu sisi, merupakan hak seseorang untuk menulis apapun yang ia inginkan di akunnya. Di sisi lain, memang benar bahwa Tuhan tidak memiliki akun jejaring sosial. Karena Tuhan bukan manusia.
Tapi, bagaimanapun juga, dari kecil aku telah ‘didoktrin’ bahwa Tuhan itu ada dimana-mana. Dia selalu bisa mengawasi kita dimana pun kita berada. Dari ‘teori’ itu aku berkeyakinan bahwa Dia pun bisa mendengar doa kita melalui apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Termasuk dalam tulisan. Dahulu, asumsiku begitu. Ditambah pula ‘teori-teori’ yang lain yang aku temukan saat mengikuti kaderisasi di himpunanku dan juga tutorial agama Islam di kampusku. Keduanya sama-sama mengatakan hal yang menyangkut the power of writing. Katanya, bila kita menuliskan impian-impian kita di buku atau menempelkannya di tempat yang sering kita lihat, impian kita akan cepat terkabul karena kita sering membacanya sehingga kita terdorong untuk mewujudkannya.


Aku pernah mencoba mengaplikasikan teori itu. Tapi, aku gagal mewujudkan beberapa impian yang sudah  aku tuliskan. Salah satu temanku bilang, “Itu bukan karena Allah ga ngabulin Deb.. itu gara-gara Kamu sendiri yang nutup jalannya.” Selanjutnya, beberapa bulan yang lalu aku menulis di jurnalku mengenai semua keluh kesah dan harapanku.   Salah satunya adalah mengenai kerinduanku dengan teman-teman SMA-ku. Karena bagiku mereka itu tidak biasa. Kami saling melengkapi satu sama lain, saling mendukung, saling menutupi kelemahan. Bersama mereka merupakan sebuah keajaiban yang tidak bisa datang dua kali. Aku ingin bertemu mereka lagi. Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka. 5 hari setelah aku menulisnya, aku bertemu dengan sahabatku. Kami berangkat bersama menuju Bandung. Itu adalah ‘peristiwa’ yang terjadi untuk pertama kalinya setelah kami lulus SMA.

Bukti lain


Bukti ini adalah bukti yang paling aku sukai. Sebulan yang lalu, aku membeli buku Keliling Eropa 6 Bulan Hanya $1.000. Di dalamnya terdapat hal-hal yang harus kita isi sebagai pedoman kita backpacking ke Eropa. Katanya kita juga harus punya peta tempat yang ingin kita tuju. Tapi aku tulis dulu ‘Belum punya’. Dan minggu kemarin, setelah aku mengikuti seminar Viele Wege nach Deutschland, dalam majalah yang diberikan, terdapat peta Jerman full. Hanya peta Jerman. A-K-U  S-A-N-G-A-T  S-E-N-A-N-G.

Malam Minggu aku habiskan untuk bercumbu dengan tugas-tugas yang mengantri seperti ular phyton. Tiba-tiba salahsatu sahabat lamaku meng-SMS-ku. Kami saling berkirim SMS seperti dulu. Menggosipkan hal-hal yang menarik buat kami berdua: MOTO GP. Dan aku sedih setelah kami berpisah dlam SMS itu. Kini aku tidak punya teman yang bisa aku ajak berheboh-heboh seperti dengannya lagi disini. Semua cerita itu aku tuangkan juga dalam jurnalku. Dan keesokkan harinya, saat aku ngobrol ngalor ngidul dengan seorang teman sekelasku, tiba-tiba saja topik pembicaraan menjadi MotoGP. Dia sama antusiasnya dengan teman lamaku.

Bukti yang terakhir ini adalah bukti yang paling fresh. Baru terjadi beberapa jam yang lalu. Seminggu yang lalu, aku menulis tentang keirianku pada teman kosan ku yang belajar bahasa Korea dan rajin nonton film Korea bersama-sama. Aku ingin punya teman seperti itu, yang punya interest yang sama.. bisa belajar bahasa sama-sama. Dan tadi pagi temanku sangat serius menanggapi ajakanku untuk berau-pair ­ke Jerman. Dan yang paling membahagiakan adalah saat dia mengatakan, “Ceu, Saya pengen belajar bahasa Jerman!” aku terkejut. “Sama Aku?” tanyaku.  Dia pun manggut-manggut.

Kesimpulannya adalah:
-         - Jangan mengomentari tulisan orang-orang di manapun selama tulisannya itu masih beretika dan tidak melukai perasaan orang lain.
-         - Jangan remehkan kekuatan yang ada dalam tulisan. Karena Tuhan selalu bisa melihatnya.

Liebe Grüße aus Bandung.

Debs.