Thursday, 1 March 2012

Babeh Wahyu

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati



Ada Band ft. Gita Gutawa - Yang Terbaik Bagimu


Mendengar lagu ini, aku jadi teringat babeh Wahyu-ku. Sudah satu bulan sejak aku terakhir kali berjumpa dengannya. Rindu rasanya dengan ejekan-ejekan konyol yang ia lemparkan padaku. 

Dulu saat aku masih kecil, bagiku bapa adalah seorang pahlawan. Ia adalah orang yang pertama kali mengumandangkan adzan di telingaku. Dia yang selalu menolongku ketika aku dalam situasi genting. Contohnya saja saat kakiku terjepit di sela-sela rel yang berimpit. Aku yang saat itu hanya bersama kakakku panik. Dan yang kulakukan waktu itu adalah berteriak pada kakakku, "Panggil Bapak kesini!!" Aku percaya, bapa adalah salah satu malaikat yang dikirim oleh Allah Swt. untuk membimbingku. Waktu aku dimarahi ibu gara-gara aku tidak mau pake anting, aku menangis sendiri di teras rumah, bapa datang dan menuntunku masuk ke rumah. Lalu, bapa menasehati ibu agar jangan memaksaku. Ah, bapa.. you were, you are and you will always be my hero :)

Aku juga masih ingat, saat-saat aku masih duduk di bangku TK, bapa setiap pagi selalu mengantar aku pergi dengan sepeda merahnya yang kini sudah hilang dicuri orang. Bapa membuatkan aku kursi rotan beralas bantal yang diikatkan sedemikian rupa diantara sadel dan stang sepeda. Duduk disana sangatlah nyaman. Jika aku pergi ke tempat bapa kerja atau ke rumah nenek, bapa akan menggendongku ketika pulang.

Waktu kecil, aku tidak mau dibilang mirip ibu. Entah karena apa, aku merasa bapa punya kekerenan yang lebih dari ibu. Makanya aku selalu meyebut diriku mirip bapa.  Ada sedikit cerita konyol mengenai aku yang ingin dimirip-miripkan dengan bapa. Ketika aku SMP, aku harus dites golongan darah. Aku ingin punya golongan darah yang sama dengan bapa yaitu AB. Aku tidak mau bergolongan darah sama seperti ibu atau kakakku, B. Namun ternyata, hasilnya membuktikan bahwa aku bergolongan darah A! Dan adikku sudah diketahui bergolongan darah AB seperti bapa. Huh, aku merasa alien di rumah! 

Bapa selalu mengajarkan aku kejujuran dan semangat. Saat aku gagal masuk bahasa Jerman -dan aku menangis jam 3 subuh- bapa bilang, "Sudah..sudah.. kan masih ada ujian SNMPTN.. coba lagi saja." Dan saat aku menangis gara-gara mukaku hancur jatuh dari motor, bapa bilang," Loh, jangan nangis dong.. gitu doang..Kan Eby jagoan." Bapa akan kesal sekali kalau aku ketahuan membohong. Bapa pasti bilang, "Bapa mah ga suka kalau Eby bohong.. Jangan dibiasain gitu. Ga baik. Hidup mah yang penting jujur, pasti selamat." 

Aku paling senang jika aku masak bersama bapa. Apalagi nonton bola dan motoGP! 
Babeh, aku kangeeen! :*

LG Aus Bandung,

Debs.

No comments:

Post a Comment