Saturday, 4 May 2013

Cinque Giorni



Suatu malam dua minggu yang lalu, saat Esther, laptop jadul kesayanganku, sedang menyala, adikku datang menghampirinya dan menggangguku.

“Mau maen game!” katanya.

Aku selalu tidak rela meminjamkan Esther padanya kalau digunakan untuk hal-hal seperti bermain game. Akhirnya, aku alihkan perhatiannya dengan video nursery rhyme yang aku download beberapa waktu lalu. “Mau nyanyi Kalau Kau Suka Hati yang bahasa Inggris ga?” tawarku.

“Mau, eh ada yang gambarnya monyet yang loncat-loncat ga?”

Duh, lagu apa itu yang ada monyet loncat-loncat?

Aku mengklik Entertainment (E:). Di bagian bawah ada 14 video yang semuanya bernama sama Video Playback. Yang membedakan hanya angka yang mengikuti frase itu. Dengan asal aku mengklik video playback 5. Lalu muncullah gambar babi, monyet dan bebek bernyanyi Clap Your Hands.

“Nah! Iya, yang ini!” sahut adikku.

Bosan dengan video itu, aku menawarkan lagu yang sudah ia tahu sebelumnya, “Ada lagu Twinkle Twinkle juga loh.”

Dia bersemangat. Dengan, lagi-lagi, asal aku mengklik video playback 7. Dan yang keluar adalah tulisan..

Cinque Giorni – Michelle Zarillo

Eh, ini kan video karoke aku, hihihi. Tawaku dalam hati.

Cinque?” kata adiku dengan pronunciation bahasa Itali dengan benar. Dia bilang /cin-ké/ bukan /cin-ku-e/. Mendengar itu, aku terkejut. Pasalnya, aku merasa tidak pernah mengenalkan bahasa Itali padanya. Bahasa Inggris, mungkin tidak dariku pun, ia sudah dapat di sekolahnya. Bahasa Jerman? Yah, aku sudah pernah menyanyi Mein Hut dengannya. Tapi, bahasa Itali?

“Kenapa?” tanyaku padanya.

Cinque kan artinya lima, ya?” Aku semakin kaget dibuatnya.

“Iya, kok bisa tahu? Belajar sama Teh Ita, ya?” tanyaku menyelidik.

“Iya.” Oh, dugaanku benar ternyata.

Iseng, aku mengujinya. “Kalo satu, bahasa Italinya apa?”

Uno.”

Keterkejutanku belum selesai. Aku pun bertanya nama-nama angka dalam bahasa Itali dari satu sampai sepuluh. Dan dia bisa!

Uno, due, tre, quattro, cinque, sei, sette, otto, nove, dieci.”

Iya, memang baru sampai sepuluh. Tapi, bagiku itu merupakan pencapaian besar adikku, yah.. mengingat gaya belajarnya yang.. butuh banyak ‘movement’.. Menghafal sebanyak itu sudah menjadi tanda yang baik! Dengan cara pengucapan yang tepat pula!

Wahaha, semoga dia bisa terus belajar bahasa Itali sampai fasih. Jangan seperti aku yang hanya belajar bahasa Jerman setengah-setengah, dan belajar bahasa Inggris setengah.. hati. :’( 

No comments:

Post a Comment