Suatu malam dua
minggu yang lalu, saat Esther, laptop jadul kesayanganku, sedang menyala,
adikku datang menghampirinya dan menggangguku.
“Mau maen game!”
katanya.
Aku selalu tidak
rela meminjamkan Esther padanya kalau digunakan untuk hal-hal seperti bermain
game. Akhirnya, aku alihkan perhatiannya dengan video nursery rhyme yang aku download beberapa waktu lalu. “Mau nyanyi Kalau Kau Suka Hati yang bahasa Inggris
ga?” tawarku.
“Mau, eh ada
yang gambarnya monyet yang loncat-loncat ga?”
Duh, lagu apa
itu yang ada monyet loncat-loncat?
Aku mengklik Entertainment (E:). Di bagian bawah ada
14 video yang semuanya bernama sama Video
Playback. Yang membedakan hanya angka yang mengikuti frase itu. Dengan asal aku
mengklik video playback 5. Lalu muncullah
gambar babi, monyet dan bebek bernyanyi Clap
Your Hands.
“Nah! Iya, yang
ini!” sahut adikku.
Bosan dengan
video itu, aku menawarkan lagu yang sudah ia tahu sebelumnya, “Ada lagu Twinkle
Twinkle juga loh.”
Dia bersemangat.
Dengan, lagi-lagi, asal aku mengklik video
playback 7. Dan yang keluar adalah tulisan..
Cinque Giorni – Michelle Zarillo
Eh, ini kan video karoke aku, hihihi. Tawaku dalam hati.
“Cinque?” kata adiku dengan pronunciation bahasa Itali dengan benar.
Dia bilang /cin-ké/ bukan /cin-ku-e/. Mendengar
itu, aku terkejut. Pasalnya, aku merasa tidak pernah mengenalkan bahasa Itali
padanya. Bahasa Inggris, mungkin tidak dariku pun, ia sudah dapat di
sekolahnya. Bahasa Jerman? Yah, aku sudah pernah menyanyi Mein Hut dengannya. Tapi, bahasa Itali?
“Kenapa?”
tanyaku padanya.
“Cinque kan artinya lima, ya?” Aku
semakin kaget dibuatnya.
“Iya, kok bisa
tahu? Belajar sama Teh Ita, ya?” tanyaku menyelidik.
“Iya.” Oh,
dugaanku benar ternyata.
Iseng, aku mengujinya.
“Kalo satu, bahasa Italinya apa?”
“Uno.”
Keterkejutanku
belum selesai. Aku pun bertanya nama-nama angka dalam bahasa Itali dari satu
sampai sepuluh. Dan dia bisa!
“Uno, due, tre, quattro, cinque, sei, sette,
otto, nove, dieci.”
Iya, memang baru sampai
sepuluh. Tapi, bagiku itu merupakan pencapaian besar adikku, yah.. mengingat
gaya belajarnya yang.. butuh banyak ‘movement’.. Menghafal sebanyak itu sudah
menjadi tanda yang baik! Dengan cara pengucapan yang tepat pula!
Wahaha, semoga
dia bisa terus belajar bahasa Itali sampai fasih. Jangan seperti aku yang hanya
belajar bahasa Jerman setengah-setengah, dan belajar bahasa Inggris setengah..
hati. :’(
No comments:
Post a Comment