Setahun ke
belakang, aku belum lagi sakit yang parah yang sampai bisa menjauhkan aku dari
tugas-tugas ‘kesayanganku’. Tapi, hari Kamis lalu, rekor setahun itu berhenti.
Aku didiagnosa terkena radang tenggorokan. Penyakit lama bersemi kembali,
sodara-sodara! Padahal, setahun ini kalau aku sudah merasakan gejala-gejala
awal radang tenggorokan, aku selalu sigap memayungi diri dengan pil-pil kuning
yang mengatasnamakan diri vitamin C. Tapi, minggu lalu, aku gagal. Aku terkena
radang dan vitamin c itu tidak cukup membantu. Sampai hari Selasa, sakitku
tidak kunjung membaik. Suaraku sengau terus menerus, tidak ada perubahan..
Sudah beberapa teman sekelas yang aware dengan
suara anehku ini.
Kata mereka...
Sharin: Budebs,
lagi flu ya? Suaranya seksi gitu ih..
Meydi: Suaranya
so so an pilek gitu ih
Icha: Budebs,
suaranya masih kaya kodok..
Ajeng: Debs,
suaranya seksi ih, buat aku aja coba!
Seksi sih seksi,
Cuma sakitnya ini nih.. Sakitnya malah menyebar sampai ke tulang pipi. Rasanya
nyut-nyutan sepeti habis ditinju! Jadi, tadi siang aku memutuskan untuk pergi
ke poliklinik di kampus. Dan hasilnya... tadaaaaa aku kena infeksi
tenggorokan.. wah wah wah sepertinya si radang tenggorokan sudah naik ke
jenjang yang lebih tinggi -____- dan obatnya semakin besar, dan banyak. Oh,
kayanya I need a painkiller!! Sakit banget ini pipinyaaaaaaaaa!!!
Kata Ibu dokter,
sakit di tulang pipi ini gara-gara ingusnya ga keluar. Iya sih, suaranya aja
yang kaya orang pilek, tapi ga pernah ngeluarin ingus kaya orang pilek biasanya.
Tapi,
yasudahlah.. semoga dengan obat-obat ini aku bisa cepat sembuh dan kembali
bercumbu dengan tugas-tugas :* Aamiin.
Oiyah, moral value of this story is
that..... kamu harus bersyukur kalau kamu pilek terus ingus kamu keluar. Karena
nantinya ingusnya habis dan ga akan nyakitin tulang pipi kamu! :)