Sunday, 26 January 2014

Reversal

Denger kata Intan kan? “You can do it, you just need to relax and face it. There’s no way back, no chance for complaining.

Kamu dulu sering bilang kaya gini kan? “Everything happens for a reason..”

Tita juga selalu bilang, “You’re always like this, Deb. But in the end you can always make it. 
Why dont you believe that this would happen again?

Bukannya seorang Muslim itu juga harus terima takdir baik dan.. takdir buruk? 

Setahun kemarin kamu selalu bahagia, dan dalam zona ternyaman sementara orang-orang lain berada di posisi yang 180 derajat bedanya denganmu.

Sekarang saatnya kamu terima ini, Debi.. 

sabar.. and fight back! Don’t be so faint-hearted! 

Inget kan bapa-bapa itu pernah bilang, “The thing that makes your life easy is not you yourself, nor powerful people, nor your surroundings, but God..”

Ah..Ya Allah.. you are the only ‘shoulder’ I can lean on :'((

Wednesday, 22 January 2014

Favorite Musicians of Mine

Terinspirasi dari majalah cewek, aku jadi pengen nulisin my favorite musicians. Hihi.. Mungkin bagi sebagian pembaca blogku yang budiman, postingan ini cocok untuk dikata-katai “Sumpah deh, I really dont give a damn.” Tapi, ini kan blog aku, terserah aku mau diisi apa aja, ye kan? Haha..

Kata Teteh aku, selera musik aku itu lagu-lagu yang ‘gelap’ dan ‘misterius’. Alay banget kan dia? Kalo kata Nyueh, selera musik aku tuh yang ‘lembut’ dan ‘tenang’.. Haha, not really..

Baiklah pemirsa, here are the nominees..

1. FUN.


Alasan kenapa aku suka Fun. adalah drumnya! Ritme drumnya asik banget, apalagi di lagu Some Nights yang selama beberapa bulan kemaren jadi bunyi alarm di handphone aku. Oiyah, coba dengerin lagunya yang We Are Young. Tau kan? Awal lagunya aja, para pendengar udah disuguhi suara drum yang menurut aku sih enak, hihi.

Recommended: We Are Young, Some Nights, Why Am I The One, Carry On.

2. GABRIELLE APLIN



Aku suka banget lagu-lagunya cewe kelahiran Inggris ini karena kombinasi petikan gitar dan suaranya yang lembut nan imut. Alhasil, lagu-lagunya easy listening banget deh.

Recommended: More Than Friends, Please Don’t Say You Love Me, Home, Ghosts.

3. JAMES MORRISON



Penggemar jazz pasti udah hafal banget sama cowo Inggris yang satu ini. Suaranya yang serak-serak manly gimanaaa gitu emang bikin betah didengerin. Apalagi lagu-lagunya banyak yang bisa didengerin sama orang yang gasuka sama jazz sekalipun (kaya aku) haha.

Recommended: Broken Strings, You Give Me Something, Please Don’t Stop The Rain, Wonderful World, Undiscovered, You Make It Real.

4. JASON MRAZ



Ahh, ga usah dikasih tahu alasannya juga udah pada tau kan? Lagu-lagunya kaya I’m Yours udah terkenal banget kan ya? Apalagi lagu I Won’t Give Up.. udah jadi lagu galau sejuta umat kayanya. Ahaha.. Gatau harus nyari alesan apa supaya ga suka sama Jason.. lol.

Recommended: Geek in The Pink,Rainbow Connection, The Remedy, Woman I Love, 93 Million Miles, I Won’t Give Up, Lucky, Details in The Fabric, Beautiful Mess. (ini sih favorit aku banget, selebihnya banyak lagu Jason yang enak ko)

5. ONE REPUBLIC



Band yang satu ini menggebrak dunia musik lewat lagunya yang berjudul Aplogize. Tau kan ya? Anyway, lagu ini sukses bikin aku ngerti bahwa ada kata lain selain Sorry di bahasa Inggris ahahaha. Alasan aku suka lagu ini adalah lagi-lagi gegara drum dan suara khas sang vokalis.

Recommended: Stop and Stare, Come Home, Secrets, All The Right Moves, Marching On, Good Life, Counting Stars.

6. OWL CITY



Pertama kali denger singlenya yang bertajuk Fireflies, aku ngiranya Owl City itu band pemirsa. Tapi setelah diliat-liat di Google ternyata sendirian..Adam Young doang. Hoho.. lagu-lagu Owl City bergenre electronic music. Biasanya jenis musik ini ga aku sukain. Tapi Owl City menyulap jenis musik ini menjadi musik yang multifungsi. Bisa buat joget-joget, bisa juga buat ngegalau pagi-pagi sampil ngelapin embun di jendela (#apeubangetdebi)

Recommended: Fireflies, Vanilla Twilight, Lonely Lullaby, Enchanted, Hot Air Balloon, Hello Seatle, Home of The Blues, Shine Your Way, To The Sky, Alligator Sky.

7. SARA BAREILLES



Next, ada cewe dengan suara lembutnya Sara Bareilles. Sara ga seterkenal Miley Cyrus atau Lady Gaga sih, tapi.. menurutku aku lebih suka Sara dibanding yang dua tadi. Mungkin karena aku ga suka genre musik mereka yaa (which is kayanya keseukaan banyak orang di dunia).. jadinya emang uncomparable. Aku suka lagu-lagu Sara sama percis dengan Gabrielle Aplin, suka kombinasi antara instrumen dan suara lembutnya. Kalau Gaby dengan gitarnya, Sara dengan pianonya. Dan lagi, lirik-lirik lagu Sara puitis abis sampe-sampe orang bisa menginterpretasikannya dari berbagai perspecktif. That’s why I love Sara. Lagu-lagunya kadang-kadang susah ditebak.

Recommended: Gravity, Between The Lines, Manhattan, Bright Lights and Cityscapes, Send Me The Moon, Breathe Again, One Sweet Love, Uncharted, King of Anything, Brave, December.

8. SIMPLE PLAN



Aheuy, ga usah diceritain lah yaaa kenapa aku suka sama band asal Kanada yang satu ini. Selain ramah sama penggemar, lagu-lagu SP juga biarpun ‘rame’ tapi melodinya enak banget.

Recommended: Shut Up, Perfect, Untitled, No Love, I Can Wait Forever, Gone Too Soon, Save You, Summer Paradise, Jet Lag, Welcome to My Life, Don't Wanna Think About You, When I'm Gone.

9. THE CLICK FIVE



Band yang satu ini mungkin kurang begitu terkenal di Indonesia. Tapi keterkenalan bukanlah parameter enak engganya lagu-lagu dari band tersebut. Contohnya yaa The Click Five ini. Band ini udah ganti vokalis. Dan suara kedua vokalis itu beda. Banget. Yang pertama agak-agak cempreng begitu (in positive way yaa), yang kedua lebih dalem. Tapi, itu ga mengurangi rasa ngefans aku sama lagu-lagunya TC5. Kedua vokalis itu punya kekuatannya masing-masing. Sayangnya band ini bubar tepat setahun yang lalu.

Recommended: Say Good Night, Just The Girl, Empty, Don’t Let Me Go, Happy Birthday, Marry Jane, Jenny, I Quit! I Quit! I Quit!.

10. THE SCRIPT



Siapa yang ga tahu lagu bertema gagal move on The Man Who Can’t Be Moved? Lagu itu famous banget kan ya? Dibaca-baca lirik-lirik lagu band asal Irlandia ini emang kebanyakan lagunya tentang yang gagal move on gitu pemirsa. Intip lagu Breakeven dan Long Gone and Moved On deh. Itu juga lagu tentang cowo yang udah diputusin, dan si cewenya dalam waktu yang singkat udah punya pacar baru. Uhuy. Alasan aku suka lagu ini adalah teknik vokal Daniel O’Donough yang kece abis, ditambah suara gitar bass-nya! Seriusan! Aku suka banget sama suara bass di lagu-lagu The Script pokoknya.

Recommended: The Man Who Can’t Be Moved, Breakeven, Hall of Fame, For The First Time, Long Gone and Moved On, Live Like We’re Dying, The End Where I Begin, Before The Worst, This = Love, Nothing, Six Degrees of Separation.

That's all. Night everyone :))

Monday, 13 January 2014

It’s All About Me and EWC

"And I could spend forever in your eyes,
I
could spend forever here tonight,
and even if you never care for me,
I will cherish every memory,
I spend with you.

Bittersweet – Spencer Schimdt

Ga kerasa udah tahun 2014. Dian dila dimas udah pada mau ‘turun tahta’ lagi. Hihihi. Keingetan pas Dian ngesms kalo dia udah demisioner. Jadinya pengen cerita soal aku dan EWC. Kalo cuma disimpen di otak aja, takut ilang memorinya. Jadi aku mau tulis disini biar gampang ngingetnya lagi. Hihi..
...

Agustus 2010

“Hobi kamu apa?” kata Kang Ijey, senior ku dulu saat mulai ‘diculik’ begitu selesai registrasi.

“Nulis.” Jawabku cepat. Karena memang hal itulah yang aku senangi dan rajin dilakukan pada saat itu.

“Nah, di kita di ESA itu ada divisi yang namanya English Writing Community. Kamu bisa ikutan itu kalo kamu hobi nulis.”

Sayangnya sampai di penghujung tahun 2010, aku tidak pernah sekalipun ikut pertemuan EWC. Padahal aku senang sekali ada divisi seperti itu di ESA. Aku tidak pernah mendengar atau melihat ‘iklan’ EWC. Entah karena aku sok sibuk, atau karena memang promosinya yang kurang.

Awal tahun 2011.

aku melihat di papan pengumuman di jurusan kalau ESA sedang membuka semacam open recruitment untuk menjadi pengurus himpunan. Aku mengambil selembar formulir dan mengisinya. Ada tiga pilihan yang diberikan. Tapi aku hanya mengisi satu saja, aku meng’apply’ untuk EWC saja. Aku tidak mau divisi selain EWC. Lebih baik aku tidak ikut himpunan sama sekali. Karena pada dasarnya aku dari dulu memang tidak suka organisasi (aku sudah didoktrin oleh kakakku haha). Singkat cerita aku mengirimkan formulir itu. Beberapa hari kemudian, aku disms teh Borin yang ternyata merupakan Ketua Divisi EWC tahun 2011. Aku diundang untuk datang pada wawancara. Ternyata pada D-day nya aku harus ikut seminar dan tidak bisa ikut wawancara. Aku pun menyerah saja pada EWC sampai teh Borin mengsmsku kalau beliau akan mengadakan wawancara denganku di hari lain.

Jawabanku dalam wawancara itu sangat standar dan tidak meyakinkan. Apa yang harus aku katakan? Memang begitu adanya. Niatku hanya untuk belajar menulis. Tidak ada niatan untuk berorganisasi. Namun ternyata, aku masuk jadi anggota EWC tahun 2011.

Dari tahun inilah perjalananku dengan EWC berlangsung. Aku mulai mengobservasi keadaan EWC yang kalau boleh aku katakan tidak punya ‘ancestors’. Hehe.. Yang aku lihat saat itu, teh Borin seperti berjuang sendirian. Aku tidak tahu sih.. yang kulihat dulu, teh Borin seperti had nobody to ask..except her colleagues in the association. Teh Borin juga dengan jujur mengungkapkan masalah-masalah yang ditemui EWC. Rasanya aku tidak membantu banyak tahun itu.. I was just an ordinary observant sitting on the corner. Tapi teh Borin dan anggota EWC yang lain selalu baik terhadapku seperti teh Siti, teh Putdar, Novi, Risty, dan Aul. Teh Borin selalu berdemokrasi dalam hal apapun. Aku tidak tahu bagaimana divisi lain berjalan, tapi di dalam divisi EWC, teh Borin selalu bilang bahwa kami anggota EWC adalah anak-anaknya. Haha.. aku ingat teh Borin sebelum mulai rapat selalu bilang,”Anak-anakku..”

Tahun 2011 berakhir. Aku pikir aku ingin berhenti saja dari himpunan, mengingat kinerjaku di tahun 2011 tidak bagus. Aku tidak berkontribusi banyak. Dan menjadi pengurus divisi EWC dengan segala permasalahannya itu tidak mudah.

Akhir Januari 2012.

Meski aku sudah mendeklarasikan bahwa aku tidak mau jadi pengurus ESA lagi, tetap saja aku diwawancara untuk pemilihan kadiv EWC 2012. Aku sudah bersiap-siap kalau aku ditanya “Mau ga jadi kadiv EWC?” aku bakal bilang dengan mantap “Ngga.”

Namun, pertanyaannya tidak seperti itu.. pertanyaan yang dilontarkan kadep 2012 terpilih adalah seperti ini: “Kalau kamu terpilih jadi Kadiv bakalan ikhlas ga?” aku berpikir seperti ... what is that supposed to mean? ‘terpilih’? does it mean that it is the condition where I’ve been chosen dengan tidak mempertimbangkan apakan aku sebelumnya sudah menolak atau tidak? Atau bagaimana? Apakah kalau begitu aku hanya harus menjawab ikhlas atau tidak setelah terpilih?

Akhirnya, aku berpikir seperti ini: kalau sudah terpilih ya harus ikhlas.. nanti kasihan kan EWC nya kalau dipimpin sama orang yang tidak ikhlas. Jadi aku katakan, “Ya ikhlas sih, kalo dibantuin.”

Dan... bam! Aku yang terpilih.

Aku tidak mau menderita sendirian. Misery loves company. Jadi aku mengajak, memohon, dan memaksa Novie dan Aul untuk jadi anggota EWC lagi. Hehe..

Sekian dulu kisah aku dan EWCnya yaaa.. see you next time :)