Monday, 28 October 2013

Doodling Doodling..


This drawing is the result of my doodling. It was unconsciously done while I was working on my assignment. If I'm not mistaken, I was working on annotated bibliography for Second Language Acquisition course at around 2 a.m. Seriously, 2 a. m. This accident took place in Meydina's boarding room. Haha.. what a little thing :)

Sunday, 27 October 2013

Beyond The Name

Tentang nama blog ini.. yang aneh dan terkesan alay ini.. aku punya cerita tentangnya. Tapi, aku ingin kau menebaknya lebih dulu. Mengapa aku memberi nama Beecquerel untuk blog ini?

Apa karena Bee itu alay-nisasi dari de-BI?

Apa kau pikir karena Debi itu berarti lebah, jadi ada BEE-nya di nama blogku?

Haha, just.. let’s begin the story.

Blog ini dibuat tahun 2010. Yep, saat aku masih kelas 3 SMA. Seperti yang kalian tahu dari postinganku sebelum-sebelumnya tentang seberapa besar aku benci pelajaran eksakta, aku juga tidak bisa betah berlama-lama di kelas Fisika.

Suatu hari di kelas Fisika, (entah sedang apa guru dan teman-temanku saat itu) aku membuka-buka halaman buku fisika. Aku benar-benar tidak bisa engage ke pelajaran itu. Jadi, yang kulakukan saat itu hanya membuka halaman-halaman buku hanya unuk mencari celah halaman putih kosong untuk kutulisi apa saja agar tidak bosan. Tiba-tiba, aku melihat semacam trivia di sudut halaman itu. Tertulis disitu, Antoine Henri Becquerel, seorang fisikawan asal Perancis, penemu radioaktif, kalau tidak salah. Entah apa yang telah merasukiku waktu itu, yang aku tahu..yang selanjutnya terjadi adalah.. aku menulis di bawah trivia itu beecquerel.blogspot.com. Benar..dengan tambahan satu huruf E :) Supaya ada BEE-nya yang berarti lebah :) Dan Debi itu memang artinya lebah :) Selang beberapa hari setelah ‘penerimaan wangsit’ itu I made the blog right away. Tapi, aku baru mengisinya di bulan Agustus.

Ceritanya as simple as that! Anyway.. unconsciously I’ve uncovered the things I used to do during Physics classes at school.. sigh.. and anyway..up till now I don’t know how to pronounce ‘Becquerel’.

Je suis desole, Monsieur Becquerel :((



  


Monday, 21 October 2013

Why

Why do you hide behind the camouflage?

Come and
hunt me
shoot me
die me

I'm unarmed
Your eyes clearly witness it

Why are you hesitant?

Do I run?
Do I scare you?
Do I attack you?

I've done no harm
 You already know it too

So Why. Why. Why.
You neither kill me nor save me.

Why?


Thursday, 10 October 2013

The Scary Future

Aku tidak percaya akan mengatakan hal ini. Aku.. rindu kakakku.
27 September lalu, dia resmi berusia 23 tahun.
Hari itu aku mengata-ngatai dia, "Haha, tuaaa tuaaaa."
Benar, kakakku sudah tua. Selamanya ia akan lebih tua dariku.
Dan itu adalah hal yang menakutkan bagiku.
Mungkin saja kurang dari lima tahun ini, kakakku akan menikah.
Lalu, siapa yang akan aku jahili lagi?
Siapa lagi manusia yang paling bisa mengerti aku?
Siapa yang akan bertengkar lagi denganku?
Bagaimana ini..kenapa masa depan begitu menakutkan?
Kemana dia akan pergi?
Selama ini, dia selalu sangat perhatian terhadapku.
Tapi selama ini pula, aku terlalu cuek untuk memperhatikannya.
Aku ingin menebus semuanya sebelum dia pergi..
Tapi, waktu terus saja berjalan tanpa memperdulikan aku yang kebingungan dan ketakutan ini.
Bagaimana? Bagaimana aku bisa menebusnya?
Apakah waktuku dengannya masih banyak?




Sunday, 6 October 2013

Milk and Cookies = Not Good Forecasters


Susu dan biskuit itu adalah santapan sehat nan murah yang cocok disajikan untuk sarapan. Dan dua hal itulah yang menemani hari Minggu pagiku yang cerah ini. Cerah sekali hingga aku tidak mengira hari ini akan berakhir dengan yah.. tidak berjalan sesuai rencana.

Kemarin, aku sudah berencana bahwa hari ini aku akan pergi jogging ke Tegalega, disusul dengan menghadiri acara talkshow Dini Fitria di Braga. Aku bangun jam enam pagi dengan rasa bahagia, mengingat aku akan pergi menghabiskan hari selain di kampus. Aku sangat senang sampai aku mengirimi pesan pada semua saudara cakrawalaku tentang ... Happy Sunday.. Namun, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu yang sedikit membuatku mual: tugas esok hari.. Iya, satu tugas lagi belum sempat tertuntaskan. Akupun berfikir aku harus menyelesaikan tugas itu sedari pagi. Dan.. akhirnya.. yah kau tahu bagaimana akhirnya.. semua rencanaku gagal. Tidak ada acara jogging, tidak ada acara talkshow. Kubur! Semuanya terkubur dalam jurang bernama Ruined-Plan.

Matahari sudah terlalu terik saat aku menyelesaikan tugas itu. Akupun jadi malas untuk bepergian kemanapun di kota ini. Apalagi..macet is always everywhere di hari Minggu. Lalu, melihat ke kasurku, ada sebuah buku mungil yang menggodaku. Yep, novel The Titan’s Curse. Yaaaayyy, aku masih bisa menghabiskan Minggu siang ku bersama si imut Percy Jackson beserta petualangannya. Hohoho..



Anyway.. gara-gara aku tidak jadi pergi ke acara bedah buku Scappa Per Amore, aku jadi ingin sekali membeli novelnya. Apalagi salah satu settingnya di Jerman. Duh, aku paling tidak tahan kalau tahu ada novel yang settingnya di negara itu. I can’t help myself from buying it! Ah, money..

Ayo cari uang Debi..

Kerja..kerja..

Oke. Kesimpulannya, hari Minggu yang diawali dengan minum segelas susu dan memakan beberapa biskuit ini berakhir dengan tidak terlalu buruk. Dan memberiku pe-er besar untuk menghasilkan uang. Many thanks, God. I’ll think of it.. and..oh.. Could You please show me the way?  

Friday, 4 October 2013

Books Hunting

Afternoon everyone.. Let's stretch our hands for 15 minutes! :D

---


Aku paling tidak bisa menolak kalau diajak pergi ke gudangnya buku. Yep, sore tadi aku diajak dua book hunters yaitu Mba Aul dan Ajeng. Kami pergi ke Braga, tepatnya Landmark tempat dimana dilangsungkannya acara Bookfair Bandung 2013. Tahun lalu aku pergi dengan Retta dan Mak Nopi. Kali ini, other two book hunters invited me, hehe. 



Kami menyusuri tiap stand di Landmark itu. Ajeng adalah orang pertama yang merogoh dompet untuk membeli buku tentang chef favoritnya, Chef Bara. 

Selanjutnya, Mba Aul berkeliling mencari buku-buku yang 'dia banget'. Aku kaget sekaligus ngeri saat dia berhenti di stand buku-buku sejarah. 
"Waaahh, buku sejarah nih.." serunya. Uh, dari covernya saja aku sudah tahu buku itu buku-buku yang 'berat'. 
Lalu Ajeng menimpali, "Tipe-tipe bukunya Aul tuh yang kaya gitu."
Aku hanya bisa terkekeh. 
Tapi pada akhirnya, Mba Aul tergiur dengan buku J. K. Rowling, The Casual Vacancy. Kau tahu kan buku itu? Buku yang heboh diserbu para fans Harry Potter yang tebalnya melebihi Al-Quran -___- Buku itu didiskon hingga Mba Aul hanya perlu membayar buku itu sebesar kurang lebih tujuhpuluh ribu. Jujur saja, aku bukanlah penggemar Harry Potter maupun J. K. Rowling. Maka, aku tanya saja Mba Aul.
"Aul penggemarnya J. K. Rowling?"
"Engga, bukan.. pengen aja baca ini."
"Emangnya buku itu tentang apa sih mba Aul?" tanyaku penasaran.
"Perebutan kursi.." katanya membaca tagline yang tertera di cover. "Kayanya politik gitu deh," sambungnya dengan santai. 
Oh.. My.. God..
Well, yaa buku yang tebal dengan tema politik itu memang kombinasi yang.. hmm.. "unik"
Dan Aul banget tentunya. Hahaha.

Selanjutnya kisahku dengan buku. Satu-satunya alasan kenapa aku ingin ke Bookfair itu (sementara tigabelas buku masih mengantri di rak) adalah 'memberi makan' hasrat diri yang sedari dulu menginginkan buku ketiga seri Percy Jackson and The Olympians yaitu The Titan's Curse. Dari kelima seri yang diterbitkan aku sudah membeli 3 buku, seri yang kedua, keempat, dan kali ini yang ketiga. Aku membelinya tidak berurutan (yahh, seperti biasanya..). Dan tentang kenapa aku harus beli di bookfair ini.. itu dikarenakan selalu ada diskon di acara bookfair seperti ini, guys.. Dan aku dapat diskon 30%! Lumayan lah, bisa beli under limapuluh ribu, lol. Anyway, kalau ibu tahu soal ini, beliau pasti akan marah-marah padaku. Hihihi.






Selesai memburu buku-buku, kami bertiga makan es krim bersama. Yaaayy! Another piece of heaven on earth :)



Sambil menunggu aku menghabiskan eskrimku, Ajeng membuka plastik yang menyelubungi buku yang sangat ia idamkan. Dia menjerit histeris melihat isi buku. Dan ia pun langsung berkomentar, "Ih, Chef Bara udah punya istri belum yaa?" 
"Tuh kaaann, tipenya Ajeng tuh yang tua-tua gitu deh.." celotehku. Obrolan ini merupakan obrolan sambungan saat kami menaiki bus Damri menuju Braga. 

Saat itu, Ajeng memperlihatkan gambar aktor Hollywood di layar hp-nya. 
"Debi suka dia ga?" tanyanya.
"Engga," jawabku cepat.
"Aaah, untung Debi ga suka dia Au.." kata Ajeng pada Aul.
"Haha, Ajeng mah suka tipe-tipe muka dewasa gitu yaaa. Mba Aul tuh, tahu tipe-tipe aku kaya apa.." tawaku. 
"Iya tipe-tipe kamu itu yang cute-cute kaya Pedrosa, Logan Lerman.."
Aku hanya bisa tertawa. 

Oke, let's get back to Landmark.
Eskrimku sudah habis. Kami beranjak pulang. Tapi.. acara foto gratis terlalu menggiurkan untuk dilewatkan. Ada salahsatu stand buku islami yang memberikan jasa foto dan print langsung secara gratis. Konyol..konyol.. Aku dan Mba Aul malu-malu memasuki stand itu. Ajeng sepertinya yang paling berani. Hahaha. Hasilnya.. jeng jenggg muka-muka lelah kami pun terpampang jelas di foto. Haha. Tapi, lumayan laaahh ada kenang-kenangan dari bookfair itu. 

Beres difoto, kami bertiga langsung pulang. Hohoho

What a fun day. Thanks God. I was happy. No, I'm still happy :)
Semoga hari Minggu ini bisa kesana lagi buat liat acara bedah buku Scappa per Amore karyanya Dini Fitria yang jadi presenter Jazirah Islam (acara kesayangan aku sewaktu bulan puasa nih, guys hehe). Aamiin :)

Thursday, 3 October 2013

(Un)fortune Teller

Holaaaa, sambil menunggu maghrib, mari hand-stretching dulu 15 menit yaaa :)

---

Siang tadi, di SAC, sambil menunggu kopian drama korea ke flashdiskku, aku 'mengganggu' Meydi, Wildan, Achi, dan Jebe yang sedang bekerja kelompok. 

"Meh, Meh, coba tulis tiga kata disini," suruhku pada Meydi sambil menyodorkan kertas bekas padanya.
Dia menulis nama lengkapnya yang terdiri dari tiga kata. 

Lalu, aku pun mengamatinya dan berkata, "Kamu orangnya ga bisa ngatur keuangan."
"Ah, elu mah udah tau gue sehari-hari!" timpalnya.
"Eh, beneran. Ini bisa diliat dari tulisan elu."
"Coba, coba apalagi yang bisa elu baca dari tulisan gue?"
"Orangnya berantakan."
"Dih, itu mah elu juga udah tau.. sampah ah," katanya tidak puas. 

Kemudian, kekonyolan ini berlanjut. Aku mulai menebak-nebak tulisan Wildan, Achi dan Jebe. Dan tebakanku hampir semuanya benar! 

Tapi, Meydi belum percaya dengan perkataanku. Dia bilang, "Emang beneran bisa diliat dari tulisan ya?"
"Bisa tau! Namanya ilmu Grafologi. Gue udah Ph.D. di bidang ini," kataku kacau.

Tiba-tiba Wahyu Abdhi masuk ke SAC. Meydi langsung berkata, "Tuh cobain ke Wahyu Abdhi, berhasil kaga.." Meydi tahu bahwa aku ini tidak terlalu dekat dengan Wahyu.
Daaann, setelah Wahyu menuliskan tiga kata, aku mencoba menebaknya, "Kamu orangnya ga bisa mengatur keuangan ya?" 
"Iya!" balasnya dengan anggukan cepat.
"Hmmm, kamu itu orangnya tertutup kan?"
"Iyaa.." jawabnya lagi.
See? Aku berhasil lagi. Hahaha. 
"Cuma gitu doang?" celoteh Meydi.
"Yee, baru belajarnya segitu. Tar ya, belajar lagi. Hihihi," aku nyengir.

Dan ternyata Meydi masih penasaran bagaimana cara grafologi bekerja. "Gimana si cara bacanya? Emang kalo orang yang bisa ngatur keuangan tulisannya harus kaya gimana?"
"Mau aku ajarin?" tawarku padanya.
"Gimana?" 
"Eh, ga mau deng. Entar yang jadi fortune tellernya banyak dong."
"Ih, nyebelin.."

Hahaha. Sebenarnya tebakan ini bukannya tidak berdasar. Aku belajar grafologi dari sebuah situs internet tentang dunia kepenulisan dan buku yang aku baca sekilas di sebuah toko buku di Bandung. Dan juga, waktu KKN, abang pernah sedikit mengajarkan bagaimana membaca orang dari tulisannya. Hihihi.

What a ridiculous day. Thanks God :) I was happy :)

Wednesday, 2 October 2013

Nostlagic

Prolog:

Ted Kooser, di bukunya yang berjudul Writing Brave and Free bilang kalau mau jadi penulis, kita harus latihan nulis seengganya 10-15 menit sehari. Dan berhubung diary saya hilang entah kemana, juga berhubung saya males buat bikin diary baru, jadi saya akan fungsikan blog ini untuk latihan menulis saya.

---

Hari ini, aku menyortir rekaman-rekamanku selama di posko KKN. Aku tertawa-tertawa sendiri mendengar suara-suara lucu yang mengalir dari headset yang terhubung ke Leon, laptopku (I'm sorry, Esther.. and I still love you). 

Aku mendengar beberapa rekaman suaraku, mami, dan papi yang sedang 'konser 6 album'. Konser 6 album itu berisi lagu-lagu Sheila on 7, Ungu, Adaband, juga Ebith G. Ade. Kau pikir suara-suara kami bagus? Boleh dibilang begitu.. tapi suara-suara tawa terdengar di setiap rekaman lagu. Bagaimana tidak? Papi selalu saja membuat hal konyol saat kami bernyanyi bersama. Mulai dari loncat-loncat nada dasar, sampai penghayatan yang berlebihan. Mendengar suara tawaku sendiri saat itu, aku tahu aku bahagia sekali. Konser 6 album itu dibuat beberapa hari sebelum kepulangan kami. Kami bernyanyi hingga pukul dua malam. Awalnya, konser kami diiringi alunan gitar amang. Tapi, belum selesai konsernya, tangan amang sudah memerah dan akhirnya menyerah pada sang malam. Selanjutnya kami 'ber-akapela'-ria sampai hampir tiba waktu sahur. Sebenarnya konser itu diadakan untuk menghibur mami yang akan mengisi kuliah subuh di keesokkan hari. Konyol memang. Bukannya latihan ceramah, mami malah ikut nyanyi bersama aku dan papi. 

Ada juga rekaman yang aku buat pada siang hari yang merekam anak-anak kecil di dekat posko yang membuat pengakuan kalau mereka 'ngeceng' beberapa dari personil KKN kami. Lucu sekali. Ada yang suka sama papi, ada yang suka sama Eka, dan ada yang dulunya suka sama abang dan amang. Selain itu, obrolan pengaukan itu merambat menjadi 'cie-cie-an yang berakar dari gosip-gosip kocak. Ada yang menggosipkan Intan dan Eka (But, hey, this isn't gossip I think), Abang dan Iki (This isn't either!), dan Amang dan Icha (I dont know whether this is fact or not, lol). Sewaktu rekaman itu dibuat, ada Abang, Iki, Intan, Ica, dan aku. Jadi yang tidak terkena gosip cuma aku. Hingga Ica sepertinya ingin 'menyamakan kedudukan' dengan menggosipkan aku. "Tuh, Teh Debi juga sering dibonceng sama A Khalid, ayooo," katanya pada anak-anak kecil itu saat diserang dengan pernyataan "Kalo Teh Ica mah suka sama A Handaka.. sering dibonceng.. waktu A Handaka ngajar, Teh Ica yang motoin." Selain itu di tengah-tengah penginterogasian terhadap Intan mengenai hubungannya dengan Eka, abang tiba-tiba bertanya padaku, "Jangan-jangan Debi juga suka sama Eka?!" aku langsung bilang, "Yeelah Bang, kaga!". 

Oh, betapa mereka ingin menggosipkan aku, tapi tidak berhasil! Hahaha.. No fact no gossip.. There's no smoke without fire.. lol.

Menyenangkan sekali hidup selama 40 hari dengan saudara-saudaraku yang super eror ini. Entah nostalgila apalagi yang akan kutemukan esok hari. :)