Wednesday, 27 June 2012

German Movies to Observe!



Dalam rangka mengobservasi kehidupan sehari-hari dan sekolah di Jerman buat salah satu proyek, akhir-akhir ini aku jadi keranjingan (pengen) nonton film-film Jerman, especially yang dibintangi sama Daniel Brühl dan Franz Dinda, ehehe.. soalnya ga bisa dipungkiri kalo muka itu bisa jadi faktor penarik orang untuk nonton film. Sejauh ini aku baru nonton 3 film Jerman, yang lainnya masih ngantri di must-watch list.

Film Jerman yang beruntung aku tonton pertama kali adalah Was Tun Wenn’s Brennt. Kalo judul internasionalnya What to Do in Case of Fire. Film ini dibintangi aktor Jerman yang terkenal, Til Schwager. Film action plus komedi ini lumayan seru dan bikin deg-degan. Tapi, hasil observasi dari film ini minim..

Salah satu cuplikan di film Was Tun Wenn's Brennt

Film kedua yaitu, Goodbye, Lenin!. Film ini bergenre tragicomedy. Seru dan penuh intrik. Pemain utamanya ialah aktor blasteran Jerman-Spanyol Daniel Brühl. Tapi,  film ini bersetting di Jerman tahun 1989-1990. Film yang mencetak banyak penghargaan di Eropa dan di dunia ini sayangnya belum bisa meredam rasa keingintahuanku mengenai Jerman. I think I still need more German movies.

Goodbye, Lenin!

Daniel Brühl


Film ketiga yang baru selesai aku tonton yaitu Kein Bund fürs Leben. Film ini juga film komedi yang berlatar di akademi militer Jerman. Franz Dinda berperan sebagai Basti Lämmle alias tokoh utamanya. Nonton film ini ngakak dari awal sampe akhir. Tapi, film ini serem kalo ditonton bareng anak kecil.. (yeah, you know what I mean, eh?) aku tonton sampe tamat film ini cuma gara-gara ada Franz Dinda-nya. Hihihi :p   

Kein Bund Fürs Leben

Basti Lämmle (Franz Dinda)


Rencananya, aku mau nonton film-film Jerman lainnya kayak Schule, Die Wolke, Die Welle yang latarnya banyak dilakukan di sekolahan atau kalo perlu nyebrang dikit ke Swiss mantengin serial berbahasa Swiss-Jerman Best Friends.  

Yah, sudah dulu ya untuk laporan hari ini
Bis gleich!

Pics source:
Goodbye, Lenin! http://www.sfpirg.ca/site_media/media/uploads/2012/06/04/good-bye-lenin-wallpaper-11733.jpg

Thursday, 7 June 2012

Wannabe a college student?



Who are gonna be new college students this year?? You? You? Or you?
Hopefully you can get university you want.. and the major you want as well :)
Right now, I would like to share my experience when ‘going through’ SNMPTN in 2010.
-----------------------------------------------code-switching---------------------------------------

SERBA TIDAK YAKIN

Aku dulu tidak punya keinginan yang menggebu ingin kuliah dimana. Yang ada di otakku Cuma Jerman, Jerman, dan Jerman. (Ah, barangkali kau sudah bosan membaca negara itu di blog ku). Saat aku ke sekolah, teman-temanku sering bertanya padaku, “Debs, mau kuliah dimana?” aku hanya bisa menjawab dengan nada bercanda, “Aku mau kuliah di Martin-Luther Universitaet, hahahaha..” atau paling waras aku jawab seperti ini: “Pengennya sih bahasa Jerman..” atau kadang aku juga berbohong, “Pengennya sih di UPI..” FAKE! Saat teman-temanku ribut ikut bimbel sana-sini, aku hanya bisa dibelikan buku SNMPTN IPS oleh ibuku. Padahal aku ini anak IPA. Tapi, sungguh, aku sama sekali tidak ada keinginan untuk masuk jurusan yang ‘gerbangnya’ IPA. Aku benci mata pelajaran MIPA. Lagipula, aku ingin masuk jurusan bahasa Jerman, yang notabene gerbangnya itu IPS. Saat aku bilang aku ingin buku itu, ibuku bertanya untuk meyakinkan, “Beneran mau ikut yang IPS?” aku mengiyakan dengan tak yakin.

Bagaimana bisa menghafal IPS lewat buku itu saja?

Iya.. itu juga yang aku pikirkan dulu. Bagaimana bisa Debs? Entahlah, aku berpikir daripada aku muntah gara-gara belajar kimia dan fisika selama beberapa detik, lebih baik aku menghafal sejarah, sosiologi, geografi berjam-jam sehari. Aku belajar hanya dari buku yang Ibu belikan untukku. Aku tidak ikut bimbel seperti itu karena ibu tidak punya cukup uang. Aku pikir sudah beruntung ibu membelikan aku buku, formulir PMDK, dan sekarang formulir SNMPTN. Sudah.. aku sudah cukup membebani ibu dengan itu semua. Aku takut kalau aku memaksakan diri ikut bimbel, lalu ternyata aku tidak lolos SNMPTN.. pada akhirnya aku hanya bisa mengecewakan ibu. Makanya, aku pelajari habis-habisan buku itu. Dibantu dengan buku-buku bekas kakakku yang dulu murid IPS. Aku berjuang sebisaku, aku belajar setiap sore, dan malam, sehabis ujian nasional. Fokusku ada di kuliah.

Hanya itu saja usahanya?

Ingat ungkapan bahasa Jerman: Bete und arbeite (=pray and work). Itulah yang aku lakukan. Aku berjuang sebisaku. Aku belajar tidak ditemani oleh guru-guru bimbel seperti teman-temanku, aku hanya ditemani si ‘bleki’ –radio jadul pemberian ayahku dan juga lampu belajar dari ibu. Itu saja. Selebihnya, aku berdoa. Iya, aku serahkan apa-apa yang tidak bisa aku usahakan dan tidak bisa aku kendalikan kepada-Nya. Dari internet, aku membaca tulisan-tulisan mengenai tips menembus SNMPTN. Ada satu tulisan yang menarik perhatianku. Katanya, jika kamu ingin Tuhan mengabulkan doamu, maka kau harus ‘membujuk’-Nya. Caranya dengan rajin-rajin ibadah. Ibadah yang aku lakukan...

Sholat Fardu
Lima solat wajib ini jangan sampai ketinggalan. Bagi yang masih bolong-bolong, ayo perbaiki solatmu!

Baca Al-Quran
 Selain menambah pahala, baca al-quran itu bisa menenangkan hati. Kau sendiri akan tahu (atau mungkin sudah tahu?) bagaimana rasanya degdegan atau tertekan karena ujian SNMPTN. Nah, baca al-quran ini solusinya.

Sholat Duha
Kenapa solat Duha, Debs? Solat Duha kan untuk meminta rezeki?
Menurutmu, definisi rezeki itu apa? Apakah masuk universitas idamanmu bukan rezeki? Bagiku, hal itu merupakan rezeki, anugerah.. Makanya, aku minta hal itu lewat solat Duha..

Solat Hajat
Yang ini tidak usah aku jelaskan lagipun, kamu sudah mengerti bukan? Jika kita punya keinginan, banyak-banyak lakukan solat ini.

Solat Tahajjud
Solat ini bukan hanya berfungsi untuk cepat dikabulkannya doa, tapi juga efek relaksasi. Saat semua orang tengah tertidur pulas, aku biasanya melakukan solat ini untuk ‘curhat’ juga. Membicarakan segala keluh kesahku.

Puasa
Sambil nunggu bedug, sambil belajar di meja makan, hahaha.. Terkadang, saat aku asyik-asyiknya belajar ibuku memanggilku, “Eby, makan dulu!” Nah, kalau sedang puasa kan, distraksi seperti itu bisa dikurangi. Hehehe

Sedekah
Ah, kamu pun sudah tahu kan apa yang akan kamu dapatkan sebagai balasan dari melakukan hal ini.
Iya, itulah hal-hal yang aku lakukan dulu. Meski tidak terlalu sering.. Selanjutnya, usaha sudah.. berdoa pun sudah.. apalagi? REFRESH YOURSELF! Karena dulu aku tidak punya banyak waktu untuk bepergian, maka refreshing sederhana pun aku lakukan, yaitu..... karaoke! Karaoke plus nge-dance bareng si bleki. Hahaha.. Sebelum belajar malem, aku seka nyanyi-nyanyi dan joget-joget dulu :D

EFFORT ... checked!
PRAY ... checked!
REFRESH ... checked!

Oke! Semuanya sudah beres. Selebihnya yaaa.. biar Allah yang mengatur.
Oh iya, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan sebelum masuk kuliah:
  •           Jangan sombong dan pamer.
  •      Jangan merendahkan teman-temanmu.
  •           Jangan melupakan restu orangtua. (Karena, jika orangtuamu tidak setuju, kamu gak bisa sukses)

Nanti, jika ternyata setelah kamu berusaha sekuatmu, tapi ternyata masih gagal, ingat! Allah punya rencana yang jaaaaaauuuuuuhh lebih baik dari yang kamu pikirkan dan inginkan. Percayalah! (ß ngomong ke diri sendiri).
Jadi, jangan takut mencoba! Tempelkan di jidatmu: BETE UND ARBEITE. Dan tetap SEMANGAT!!


*This text is dedicated for one of my best friends, Windy Fauzy. Viel Glueck!*

Liebe Gruesse aus Tasik
Debs